Reaktualisasi Peranan Pemuda. Banyak anak negeri ini mendengar, membaca, dan akhirnya terinspirasi
menciptakan sebuah karya untuk masyarakat banyak. Apa yang dibuatnya
itu lebih dari keinginan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik. Penulis menilai, saat ini, peranan pemuda sangat dinamis. Mengapa
demikian? Karena pemuda mempunyai peranan penting dalam setiap segi
kehidupan. Ini ditandai dengan banyaknya kontribusi yang diberikan
pemuda sejak zaman sebelum pra kemerdekaan. Dari semua
peristiwa-peristiwa yang terjadi, para pemuda lah yang menjadi mentor
dan motor penggeraknya.
Ada empat pilar perjuangan yang perlu
dilakukan para pemuda dalam melakukan reaktulisasi peranan pemuda
menjawab tantangan masa depan . Pertama, Pembangunan Kesadaran
Kebangsaan dan Nasionalisme.Jika dilihat fenomena, semangat kebangsaan
dan nasionalisme para kaum mulai kabur dan semakin tidak jelas akibat
adanya degradasi moral yang sangat tajam. Ini dibuktikan atas adanya
gejala kejadian konflik-konflik sosial di tengah masyarakat.
Para
pemuda memiliki gaya hidup konsumtif yang berlebihan dan juga lahirnya
paradigma “hedonistik” sehingga melahirkan prilaku “apatis”. Selain itu
ada juga perilaku “oportunis” dan sikap “menari-nari” diatas penderitaan
sosial dengan terlibat langsung dengan prilaku “korupsi” yang dilakukan
oknum kaum pemuda, serta rendahnya semangat inovasi dan kreatifitas
untuk melahirkan ide-ide positif dan produktif untuk melahirkan rasa
cinta tanah air.
Yang cukup memprihatinkan adalah bergesernya
prilaku akan pemahaman terhadap ideologi negara yakni Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika. Semestinya, dalam kondisi saat ini, pemuda harus
menunjukan daya juang, inovatif, serta semangat persatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, Pembangunan Loyalitas
dan Integritas. Pada pilar ini, tidak sedikit pula para pemuda yang
telah terjerat kepada sebuah sikap dan prilaku membangga-banggakan hasil
karya cipta bukan dari produk anak negeri. Mari kita simak dan pahami
apa yang telah disampaikan Bung Karno yaitu “Apakah Kelemahan kita:
Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa,
sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai
satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”
(Pidato HUT Proklamasi, pada tahun 1966).”
Jiwa loyalitas dan
integritas yang penulis maksudkan, bukan berarti diterjemahkan dalam
makna yang sempit, sehingga bahwa para pemuda tidak boleh menjadi
orang-orang yang terbuka atas perkembangan dan kemajuan yang dilakukan
oleh bangsa maupun negara lain sehingga melahirkan jiwa-jiwa yang takut
(phobia) untuk berkompetisi.
Yang penulis maksudkan adalah
pembangunan loyalitas dan integritas diterjemahkan bahwa pembangunan
bangsa dan negara Indonesia dengan cara berfikir yang lebih
mengedepankan kemampuan dan semangat inovasi-inovasi terbaru dengan cara
mendongkrak kemampuan diri dengan meningkatkan kualitas ilmu dan
pengetahuan, membangun kemampuan diri, membangun potensi diri dengan
tujuan dalam bisa berkompetisi secara sehat dan baik.
Ketiga, Pembangunan Pribadi yang Berkarakter.
Pada
pilar ini, penulis ingin mengemukakan bahwa degradasi maupun dekadensi
moral yang terjadi di sebagian pemuda akibat hlangnya nilai-nilai luhur
yang diajarkan nenek moyang kita. Rasa kebersamaan atau rasa solidaritas
diantara para pemuda kini diterjemahkan dalam makna sempit. Bahkan
digiring kepada sebuah situasi yang negatif.
Pembangunan pribadi
pemuda yang berkarakter adalah jiwa pribadi pemuda yang memiliki
nilai-nilai ataupun azas prilaku yang menjunjung tinggi kearifan pribadi
yang bermoral, memiliki kearifan nilai-nilai adat dan budaya yang
merupakan identitas bangsa dan negara kita Indonesia tercinta.
Keempat,
Pembangunan Kemandirian. Pada pilar ini, penulis melihat ada rasa tidak
percaya diri dalam diri sebagian pemuda. Ini bisa dilihat dari lemahnya
semangat membaca, menulis, dan mengaktualisasikan potensi diri dengan
penuh semangat. Namun dalam hal ini, para pemuda juga tak jarang pula
terjebak dalam emosi mudanya yang terlalu berlebihan dan terkadang
menabrak aturan-aturan susila seperti penjiplak karya orang lain.
Padahal, penulis meyakini bahwa membangun kemandirian bagi orang muda tidak lah sulit.
Ada
beberapa kiat sederhana yang menurut penulis mampu melahirkan
kemandirian bagi kalangan orang muda, yaitu, 1) sebanyak mungkin
melahirkan ide-ide cerdas dan alternatif-alternatif sebagai inisiatif
solusi, cara ini mungkin lebih kepada banyak nya jumlah bacaan yang
dikosumsi oleh para pemuda, dan diimbangi dengan diskusi-diskusi positif
yang membangun. 2) membangun dan menciptakan visi perjuangan hidup yang
terarah, baik itu membangun visi diri dan lebih lagi kedalam visi
kelompok. Dan 3) membentuk diri dengan pola manajemen diri, dengan pola
manajemen diri ini mampu membentuk diri pribadi yang disiplin dan mampu
mengelola waktu untuk memprioritaskan eksistensi diri.
Dari empat
pilar tersebut, ada harapan baru yang dapat dilakukan oleh para pemuda
dalam mengisi pembangunan bangsa. Semoga harapan demi harapan kepada
para kaum pemuda dapat teraktulisasi dengan baik, segala inovasi dan
improvisasi yang positif mampu mengakat harkat dan martabat kita semua,
bersatulah pemuda, jayalah Republik Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar